Kamis, 25 Desember 2014

Natal dan Tahun Baru 2015 di Tanah Rantau

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ اارَّØ­ِيم

iklan-tusfiles

Sudah tahun ke-lima di tanah rantau, keluh dan kesah, suka dan duka bercampur hingga Natal 2014 dan Tahun Baru 2015 datang kembali merangkai hati yang jauh dari sanak saudara. Mungkin cerita ini bukan hanya untuk ku, namun masih ada banyak teman-teman di luar sana merasakan kesepian di keramaian nanti pada saat Tahun Baru. 

Mengapa tidak? Sudah sekian lama meninggalkan tanah kelahiran untuk sebuah massa depan yang lebih baik, giliran sekarang masalah hati dan perasaan yang menjadi korban karena belum bisa untuk pulang jenguk keluarga di kampung halaman. Gemuruh Petasan meletus di langit  sana, sejenak terasa bahagia, namun pada hakikatnya akan tertanam kenangan dulu yang kadang mengungkit kembali cerita lama dengan keluarga. Aku ingin pulang, namun tugas mengatakan belum saatnya untuk pulang. 

Biasanya jelang tahun baru, acara bakar-bakar ayam, canda tawa dengan saudara terasa terngiang di benak, walau memang gelimpangan kemudahan disini terasa menyenangkan. Wajahnya masih terukir, terukir dalam sanubari, cerianya masih hangat di hati, wejangannya masih tertanam di jiwa. Senyumnya masih mendekam di dasar sukma, engkau adalah pelita, penyemangat aku di tanah rantau. 

Tahun Baru 2015, hasrat hati belum bisa aku luapkan menjadi kenyataan, belum bisa aku gambarkan dalam sebuah cerita, semuanya masih dalam tatanan hambar dan gelap. Untuk kedua orangtua-ku, aku belum bisa pulang, aku masih
mencari harapan disini hingga saat aku pulang nanti, aku akan bawakan oleh-oleh itu  untuk penyemangat massa hidup, jangan marah anakmu belum bisa pulang……
bannerkomen
Share this article :

BACA JUGA ARTIKEL LAINNYA :

0 komentar:

Posting Komentar